Apapun yang terjadi, apapun cuacanya, embun tetaplah embun.tetap menyejukan tetap menyenangkan. Tetapi tidak melihat embun seperti kehilangan atau mungkin memang tidak punya embun.
Kenangan memburai bersama wangimu Yang singgah dikala hujan Tawa dan tangisan yang kita lalui Kini sebatas sejarah Kau pernah menjadi pusat semestaku Segalanya kuberikan Sekarang kita hanya 2 orang asing Dengan sejuta kenangan Ketika kesetiaan menjadi barang mahal Ketika kata maaf terlalu sulit untuk diucap Ego siapa yg sedang kita beri makan? Entah Aku marah bukan berarti tak peduli Aku diam bukan berarti tak memerhatikan Dan aku hilang bukan berarti tak ingin dicari Kau yang terbaik, juga terburuk Kau yang mengajari arti patah hati Kau beri harap lalu kau pergi Garis waktu takkan mampu menghapusmu *perjalanan menghapus luka
Intinya kan ingin membuatnya bahagia, kemudian jika dia sekarang sudah berbahagia ya sudah jangan di ganggu lagi jangan merusak kebahagiaan yang sudah dia dapat yang sudah dia rasakan. Masih ngarep? Memang. Merasa sakit? Iya. Merasa bukan siapa siapa? Memang itu kenyataannya. Merasa tidak ada yang peduli? Memang iya. Merasa jadi mahluk paling idiot? Kadang kadang. Sekarang sendiri dan benar benar sendiri dan itu entah sampai kapan? Memang itu resikonya. Sudahlah jangan mengganggunya lagi, jangan merusak moment moment bahagianya. Kalau benar sayang dia biarkan dia bebas biarkan dia bahagia. Dia itu terlalu baik, terlalu berharga. Ingat, jangan memaksa yang tidak mau jangan memaksa orang lain harus menyayangi pada sesuatu yang tidak ia sayangi. Biarkan dia menyayangi yang menurut dia pantas untuk di sayangi. Nikmati kesendirian itu, toh dengan sendiri juga dunia tidak berakhir kan? Dengan tetap menyayanginya, dengan tetap peduli terhadapnya, dengan mengetahui kalau dia berbahagia itu sud...
Comments
Post a Comment