Eight Hours and Go Home

Lucu memang jika ada beberapa personal di lingkungan kerja yang merasa paling benar atas apa yang dia lakukan atau merasa paling sudah melakukan semua kewajiban bahkan lebih di bandingkan dengan personal yang lain, padahal menurut saya pribadi hanya sekedar idealisme yang kebablasan, idealisme yang salah kaprah. Sudah seharusnya mungkin di setiap lingkungan kerja selalu ada pribadi pribadi yang seperti itu, sudah jadi paradigma. Di satu sisi menonjolkan diri merasa paling benar, paling positive, paling perfect dan paling segalanya padahal di sisi lain mungkin tidak demikian.

Well, namanya manusia pasti harus ada kesalahan pasti pernah melakukan kesalahan. Daripada terus menerus masuk ke arus yang tidak tentu yang hanya bergumul dengan dunia masing masing lebih baik menghindar sebisa mungkin lebih baik hanya melakukan sesuai kapasitas sesuai porsinya. Ya, eight hours and go home. Karena apa, jam kerja hanya 8 delapan jam tidak lebih dan ketika banyak hal 'dingin' selama 8 jam apalagi lebih dari delapan jam itu untuk apa menambah lebih dari delapan jam.

Eniwey, ketika kita berbuat sesuai dengan apa yang harus kita buat tetap saja kita di hakimi kalau kita salah kalau kita berbuat tidak semestinya. Mungkin karena kita pernah melakukan salah baik yang kita sadari atau sama sekali tidak kita sadari. Kemudian yang paling dan lebih mengherankan ketika orang lain yang melakukan kesalahan tetapi semudah membalikan telapak tangan menjadi berbalik bahwa kita yang melakukan kesalahan. That's a life, real life! Mau tidak mau, sanggup atau tidak sanggup, kuat atau tidak kuat harus tetap melewatinya harus tetap menghadapinya.

Cimahi, June 19, 2013

“there's no fate but what we made”

Comments

Popular posts from this blog

Menjadi Umat Yang Berdzikir

Ketahui, Pahami, Dapatkan

Shape of My Heart